Sabtu, 21 Maret 2009

SUSU SAPI PADA DASARNYA MEMANG UNTUK ANAK SAPI

SUSU SAPI PADA DASARNYA MEMANG UNTUK ANAK SAPI

Nutrisi yang terdapat dalam susu cocok untuk anak sapi yang tengah
berkembang. Yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi
manusia. Terlebih lagi, dalam dunia alami, hewan yang minum susu hanyalah
bayi yang baru lahir. Tidak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa
(kecuali Homo Sapiens). Inilah cara kerja alam. Hanya manusia yang dengan
sengaja mengambil susu dari spesies lain, mengoksidasi dan meminumnya. Ini
bertentangan dengan hukum alam.

Di Jepang dan Amerika Serikat, anak-anak didorong untuk minum susu saat
makan siang di sekolah karena susu yang kaya nutrisi dianggap baik untuk
anak-anak yang tengah tumbuh. Namun siapa pun yang menganggap bahwa susu
sapi dan air susu ibu manusia adalah sama, tentunya sangat salah.

Jika anda mendata berbagai nutrisi yang ditemukan baik dalam susu sapi
maupun dalam ASI, keduanya memang sangat serupa. Nutrisi seperti protein,
lemak, laktosam zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan vitamin,
ditemukan dalam keduanya. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi ini sangat
berbeda.

Komponen protein utama yang ditemukan dalam susu sapi disebut kasein. Saya
pernah menyinggung fakta bahwa protein ini sangat sulit dicerna dalam system
pencernaan manusia. Sebagai tambahan, susu sapi juga mengandung bahan
antioksidan Laktoferin, yang memperkuat fungsi system kekebalan tubuh. Namun
laktoferin yang terdapat dalam ASI adalah 0,15% sementara yang terdapat
dalam susu sapi hanya 0,01%.

Tampaknya, bayi-bayi yang baru lahir dari spesies yang berbeda membutuhkan
jumlah dan rasio nutrisi yang berbeda pula.

Dan bagaimana dengan orang dewasa?

Laktoferin menjadi contohnya. Laktoferin dalam susu sapi terurai dalam asam
lambung. Bahkan jika anda minum susu segar yang belum diproses menggunakan
suhu tinggi, laktiferin di dalamnya akan terurai dalam lambung. Begitu pula
halnya dengan laktoferin yang terdapat dalam ASI. Seorang bayi manusia yang
baru lahir dapat menyerap laktoferin dari ASI dengan baik. Karena lambungnya
yang masih belum berkembang sempurna dan karena sekresi asam lambungnya
hanya sedikit, laktoferin pun tidak terurai. Dengan kata lain, ASI manusia
memang tidak dimaksudkan untu dikonsumsi oleh manusia dewasa.

Susu sapi, walaupun sebagai susu segar yang masih mentah, bukanlah makanan
yang cocok bagi manusia. Kita mengubah susu segar, yang pada dasarnya memang
tidak baik bagi kita, menjadi makanan buruk dengan cara homogenisasi dan
pasteurisasi pada suhu tinggi. Kemudian, kita memaksa anak-anak kita untuk
meminumnya.

Satu masalah lain adalah orang-orang kebanyakan kelompok etnis tidak
memiliki cukup banyak enzim lactase untuk menuraikan laktosa. Kebanyakan
orang memiliki cukup banyak enzim ini pada saat masih bayi, tetapi kemudian
berkurang seiring dengan usia. Pada saat orang-orang ini minum susu, mereka
mengalami berbagai gejala seperti perut bergemuruh atau diare, yang
merupakan hasil ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa. Orang-orang
yang benar-benar tidak memiliki lactase atau jumlah enzimnya benar-benar
rendah disebut tidak tahan laktosa. Hanya sedikit orang yang benar-benar
tidak tahan laktosa, tetapi sekitar 90% bangsa Asia, 75% Hispanik, Indian
America dan Afro America, begitu pula 60% orang dari berbagai kebudayaan di
Mediterania, dan 15% masyarakat keturunan Eropa Utara tidak memiliki cukup
banyak enzim ini.

Laktosa adalah zat gula yang hanya terdapat dalam susu mamalia. Susu hanya
untuk diminum oleh bayi-bayi yang baru lahir (dalam islam dianjurkan sampai
usia 2 tahun). Walaupun banyak orang dewasa yang kekurangan lactase, pada
saat baru dilahirkan semua bayi yang sehat memiliki cukup banyak enzim
tersebut untuk kebutuhan mereka. Terlebih lagi kadar laktosa dalam ASI
adalah sekitar 7%, sementara dalam susu sapi hanya 4,5%.

Oleh karena manusia pada saat bayi mampu minum ASI yang kaya akan laktosa
tetapi ebrakhir dengan menghilangnya enzim tersebut setelah dewasa, saya
yakin inilah cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan untuk diminum oleh
orang dewasa.

Jika memang sangat menyukai rasa susu, saya sangat menyarankan anda
membatasi seringnya mengkonsumsi susu, berusaha untuk minum susu yang tidak
dihomogenisasi, dan dipasteurisasi pada suhu rendah. Anak-anak dan orang
dewasa yang tidak menyukai susu tidak boleh dipaksa untuk meminumnya.

Singkatnya minum susu (sapi) tidak bermanfaat baik bagi tubuh.


Sumber:
The Miracle of Enzyme
Hiromi Shinya, MD
Buku "The Miracle of Enzym" Bisnis Dahsyat 2009

The Miracle of Enzyme Self-healing Program
The Miracle of Enzyme
Dr. Hiromi Shinya

Mengapa kita sebaiknya:
Tidak minum susu sapi?
Membatasi minum teh hijau?
Makan buah dan minum jus 30-60 menit sebelum makan utama?
Minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi dan 2-3 gelas sejam sebelum makan?
Detoksifikasi menggunakan suntikan kopi?
Tidur siang 5 menit, setelah makan siang?

Ternyata, melakukan hal-hal tersebut bahkan bisa menyembuhkan kanker, obesitas, fibroid, konstipasi, sulit tidur, penyakit jantung dan autoimun.

Dr. Hiromi Shinya - perintis pembedahan kolonoskopis tanpa insisi perut (teknik Shinya) - yakin bahwa tubuh punya kemampuan menakjubkan menyembuhkan-sendiri. Kuncinya: Faktor Enzim.

Dalam buku lengkap, praktis dan menarik ini, Dr. Shinya menunjukkan bahwa:
suplemen kalsium dan produk susu bisa menyebabkan osteoporosis;
Pembedahan dan obat-obatan tidak mengobati kanker;
Obat-obatan sering membuat Anda lebih sakit;
Demam justru bisa menyehatkan; dan
Rasa cinta dan gembira bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Penemuan Dr. Shinya tentang "keajaiban" tubuh akan merevolusi cara pandang kita terhadap tubuh manusia, nutrisi, pengobatan dan kesehatan; hanya dengan memahami kuncinya: Enzim.

Buku ini wajib dibaca oleh semua orang yang mendambakan hidup sehat secara benar, aman, murah, dan alami.
Dr. M. Ahkam Subroto, Peneliti Utama Puslit Bioteknologi LIPI

Menawarkan kehidupan yang lebih sehat dan panjang dengan menerapkan pola diet berdasarkan prinsip kerja faktor enzim … sangat inspiratif, sederhana, dan mudah dicerna oleh siapa pun.
Prof. dr. Sudjono Aswin, Ph.D., neurosaintis UGM

Membangun diri tidak cukup hanya dengan olah jiwa dan olah emosi. Olah fisik dan makanan memberikan kontribusi besar. Ibadah Anda tidak sempurna jika tubuh Anda tidak sehat.
Taufiq Pasiak, pakar neurosains, penulis bestseller Revolusi IQ/EQ/SQ

Bisnis Organik dan Konsultasi Kesehatan dan Kecantikan
Tips Hidup Sehat melilea
081-8844426 (Dewi)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

saya telah mengikuti saran dari prof. dr. hiromi shinya bahwa makanan vegetarian sangat bagus untuk dalam tubuh. saya sudah bervegetarian hampir 1 tahun setengah.